Pengertian Bahan pelapis sangat berpengaruh terhadap pembentukan pakaian/busana yang bermutu. Bahan Pelapis adalah bahan tambahan yang terletak di bawah bahan utama yang fungsinya antara lain untuk membentuk; menopang kain; menjaga tetap kuat dari gesekan, lipatan, tekanan dan tahan rendaman; dan juga untuk memberi rasa nyaman saat dipakai seperti memberi rasa sejuk, hangat, dan menghindari rasa gatal di kulit. Dalam pembuatan busana, bahan pelapis digolongkan menjadi 4 jenis yaitu lapisan bawah underlining, lapisan dalam Interfacing, lapisan antara Interlining, dan bahan pelapis lining, biasa disebut furing. Masing-masing mempunyai fungsi tersendiri dan mempengaruhi tampilan suatu busana. Interfacing adalah kain pendukung yang digunakan di area yang membutuhkan stabilitas lebih dari sekadar berat kain. Misalnya interfacing dalam kerah, manset, waistband, plakat, dan kadang-kadang pada keliman hem. Pada busana tertentu interfacing diterapkan pada seluruh bagian garmen, bahkan lebih dari satu jenis bahan yang dipakai. Lining digunakan untuk membantu menyembunyikan detail konstruksi bagian dalam dari pakaian, dan juga untuk membantu mempermudah saat memakai atau melepas pakaian. Kain pelapis ini biasanya licin dan halus. Lining dikerjakan secara terpisah dari garmen dan ditempel dengan jahit tangan atau mesin. Interlining adalah lapisan yang ditambahkan pada pakaian untuk membuat hangat, seperti pada mantel musim dingin. Bisa dengan kain tebal atau kapas kempa, atau yang lebih ringan seperti kain flanel atau fleece. Interlining dapat dibuat secara terpisah dari pakaian bahkan ada yang bisa dicopot dan pasang sesuai kebutuhan, atau digunakan sebagai underlining. Underlining adalah kain yang ditambahkan ke kain utama untuk memperbaiki bentuk dan bisa juga untuk mengurangi transparasi bahan yang tipis atau anyamannya jarang. Underlining ditempel ke kain utama pada sisi belakangnya sisi buruk sebelum dijahit joint menjadi pakaian. Tidak semua busana menggunakan keempat jenis bahan pelapis secara bersama-sama, contoh pada pembuatan kebaya cukup diperlukan bahan interfacing untuk memberi bentuk dan lining untuk memberi rasa nyaman saat dikenakan. Ada kalanya keempat jenis bahan pelapis digunakan secara bersama-sama. Lapisan Bawah Underlining Adalah bahan pelapis yang terletak di bagian bawah bagian buruk bahan utama pakaian, biasa disebut lapisan bawah atau lapisan pertama. Pada umumnya lapisan bawah dimaksudkan untuk menguatkan bahan utama pakaian serta keseluruhan desain. Konstruksi bahannya dari semua jenis bahan yang paling ringan; tipis sampai ketebalan sedang dan berat dengan efek finishing lembut, sedang atau gemerisik. Contoh bahan underlining antara lain sutera cina, organdi, organza, muslin, batiste, tula, rayon, dan tricot ringan untuk rajutan/bahan yang halus. Contoh bahan Underlining Fungsi Bahan Pelapis Pertama Underlining Memperkuat bahan utama busana secara keseluruhan Memperkuat kelim & bagian-bagian busana Mengurangi tembus pandang bahan tipis Menjadikan sambungan bagian bagian busana atau kampuh tidak kelihatan dari luar Penggunaan dan Penempatan Penggunaan dan Penempatan Underlining Dipasang pada bagian-bagian tertentu pada busana misalnya bahan organdi/organza bisa digunakan sebagai bahan penegak kerah pada kebaya tanpa harus merusak motif bahan utamanya. Untuk menyelesaikan lapisan belahan tengah muka, untuk memperkuat body yang akan dihias dibordir, dipayet. Dipasang di seluruh bagian busana. Underlining organdi pada penegak krah dan lapisan tengah muka kebaya Lapisan Dalam Interfacing Interfacing adalah bahan pelapis yang ditempel pada sisi kain yang tidak terlihat atau “bagian belakang” untuk membuat area garmen lebih kaku. Fungsi Interfacing adalah Memperbaiki bentuk pada busana seperti kerah, saku, garis leher Membuat kaku, licin, dan rata pada bagian-bagian busana Menstabilkan dan memberi bentuk tertentu pada bagian tertentu seperti ujung dan detail pada busana Memperkuat dan mencegah bahan renggang Interfacing used to reinforce a hem Interfacing terbuat dari bermacam-macam bahan yang berbeda, dengan konstruksi dan penyempurnaan yang berbeda. Kontruksi Interfacing Dilihat dari kontruksinya interfacing dapat digolongkan menjadi tiga yaitu tenunan non woven, rajutan knit, dan bukan tenunan non woven. Interfacing woven tenunan Jenis tenunan yang arah seratnya memanjang saling mengikat. Dalam penggunaannya sebaiknya mengikuti arah serat. Jenis ini akan membentuk pakaian lebih bagus & stabil. Contoh bahan interface woven adalah rambut kuda, trubinais, cufner. Rambut kuda terbuat dari campuran kapas dan rambut kuda bulu binatang, kuat, lentur, tebal, dan tidak berperekat. Berfungsi untuk menopang bentuk dan memperindah busana, contoh pada jas dan torso. Trubinais teksturnya sedang sampai kaku, berperekat atau tidak berperekat, diproses fusi atau laminate. Sebagai pengeras, pembentuk pada kerah, manset, dan ban pinggang; memberi ketegasan pada detail busana. Cufner ada yang memiliki ketebalan bertingkat tebal tipisnya tergantung dari kerapatan tenunan dan besar serat benang yang digunakan; tipis sampai tebal, tekstur halus, berperekat untuk melapisi bagian muka, memberi bentuk pakaian, memperbagus jatuhnya bahan drape. Interfacing non woven bukan tenunan Proses pembuatannya tidak ditenun, melainkan dikempa sehingga tidak memiliki arah serat. Bahan nonwoven dibentuk dari serat-serat yang dilumatkan, direkatkan atau diampurkan dengan bahan bahan kimia. Interfacing nonwoven biasanya lebih keras daripada yang ditenun woven. Contoh bahan interlacing nonwoven adalah Vlieseline, Cufner Gula Pasir. Vlieseline tipis dan berperekat, memiliki berbagai macam warna, bertekstur lembut sampai kasar, bisa membantu bentuk busana. Biasanya untuk melapis tengah muka, saku, kerah, garis leher, belahan placket. Cufner Gula Pasir mempunyai daya elastis tinggi baik yang bertekstur lembut atau kasar, ketebalan sedang sampai tebal, berperekat, kegunaannya seperti cufner Interfacing knit rajutan Konstruksi kain rajut berbeda dengan kain tenun. Pada umumnya elastisitas kemuluran bahan rajut lebih tinggi dari bahan tenun. Contoh bahan interfacing knit adalah Knit fusible interfacing, Weft. Knitfusible interfacing bersifat lembut sehingga mudah dibentuk dan dlipat sesuai mode busana, menambah keindahan bentuk busana, mempertegas garis-garis busana. Bahan ini baik jika digunakan untuk keseluruh body busana pria atau wanita yang bahan utamanya halus, biasa diterapkan pada busana pesta. Weft adalah jenis interfacing yang dirajut dan memiliki arah serat memanjang dan melebar, dalam penggunaannya sebaiknya mengikuti arah serat yang melebar. Termasuk juga interfacing model baru yaitu interfusi atau fusing yaitu pengembangan secara modern yang menggunakan Adhesives perekat untuk saling mengisi serat-serat yang pendek atau bahan direkatkan bersamaan. Ada dua cara dalam proses perekatan yaitu cara pertama dengan disemprotkan biasanya hasil perekatnya tidak rata, cara kedua dengan dilaminating hasilnya lebih rata dan terdapat lapisan plastis yang menempel pada tenunan. Contoh trubinais Penggunaan dan Penempatan Penggunaan bahan pelapis intefacing pada busana adalah Bagian-bagian tertentu pada busana seperti pada kerah, lapisan saku, belahan tengah muka, belahan lengan placket, manset dan sebagainya. Dipasang pada seluruh bagian busana misalnya pada pembuatan jas atau blazer Gambar pemasangan interfacing pada badan muka jas Gambar torso dengan menggunakan interfacing hair canvas/bubat Lapisan Antara Interlining Adalah bahan pelapis yang lembut dan ringan yang berada di antara interfacing dan lining suatu pakaian untuk memberikan rasa hangat selama dikenakan. Biasanya untuk lengan baju dan body jaket atau mantel. Bahan dari yang tipis dan ringan sampai tebal dan kasar menyerupai busa atau katun yang berbulu, contoh flanel, bahan selimut tipis, felt, dacron. sumber Satu-satunya tujuan interlining ini adalah untuk memberi rasa hangat saat dipakai, misalnya jas, mantel atau jaket. Penggunaan dan Penempatan Pemakaian interlining pada pembuatan busana, antara lain Pada bagian badan jaket, jas atau mantel Pada bagian tertentu pada busana, misalnya bagian badan atas, kerah & sebagainya Bahan Pelapis Lining Lining atau biasa disebut furing memberikan penyelesaian yang rapi, rasa nyaman; kehangatan, kehalusan dan kelembutan terhadap kulit, biasanya disebut bahan pelapis terakhir furing karena merupakan penyelesaian terakhir pada pembuatan busana untuk menutupi bagian dalamnya. Ciri bahan pelapis furing adalah lembut, licin, tipis, ringan dan higrokopis; adem saat dikenakan. Contoh satin, katun, rayon, Nilon, silky seperti sutera, trico. Contoh bahan lining Fungsi lining antara lain Menutup konstruksi bagian dalam busana agar tampak rapi Menahan bentuk dan jatuhnya busana Pengganti petticoat rok dalam Menutup bahan tipis yang tembus pandang Sebagai pelapis dari bahan berbulu atau kasar seperti wol Untuk kenyaman adem, hangat, lembut saat dikenakan Memudahkan pakaian untuk dipakai atau dilepas Penggunaan dan Penempatan Furing lining pada pembuatan busana umumnya dipasang pada Seluruh bagian dalam dari busana seperti; jas, jaket, mantel, rok, blus Pada bagian tertentu busana, misalnya pada bagian badan atas pada kebaya, lapisan dalam ban pinggang celana. Gambar pemasangan lining pada Jas Sumber referensi PENGETAHUAN BAHAN PELAPIS, SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TATA BUSANA PROGRAM KEAHLIAN TATA BUSANA, IREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL, 2005 dllKaintenun tidak hanya berfungsi untuk pakaian, melainkan kain juga digunakan sebagai fungsi sosial, agama, estetika, ekonomi dan aspek-aspek lain dalam kehidupan. Berikut ini macam-macam kain tenun yang berasal dari sejumlah daerah di Indonesia: 1. Songket Minangkabau. Lihat Foto. Bahan tambahan/pelengkap membuat busana Bahan tambahan/pelengkap membuat busana bahan tambahan busana - Bahan tambahan/pelengkapBahan tambahan/penunjang sama pentingnya dengan bahan utama pada pembuatan busana. Bahan penunjang meliputi 1. Macam-macam Pelapis/pengeras Bahan pelapis underlying adalah bahan yang terletak di bawah bahan utama garment fabric yang fungsinya antara lain Untuk mencegah tembus pandang Untuk memperbaiki bentuk/jatuhnya busana dan bagian-bagian busana Untuk menghasilkan/mendinginkan Untuk menghindari rasa gatal Untuk menutup kampuh-kampuh/penyelesaian Untuk memperindahDalam hal pemakaian, bahan pelapis dapat dibagi atas empat macam Underlining bahan pelapis utama Interfacing bahan pengeras atau pembentuk Interlining bahan untuk penghangat Lining pelapis yang tersentuh dengan kulit atau voering2. Bahan pengisi/pembentukBahan pengisi yaitu bahan untuk memberi bentuk tertentu pada busana, sehingga kekurangan bentuk bahan dapat dikurangi misalnya penggunaan bentuk bahan, pembentuk panggul dan pembentuk yaitu bahan pembantu untuk memberi bentuk bagian busana yang diinginkan atau menyesuaikan dengan desain lainnya Untuk membentuk lengan filipine digunakan kain tula Untuk membentuk strep less digunakan balen3. Bahan Pelengkap/garniturBahan pelengkap/garnitur busana yang tepat juga sangatlah penting untuk membuat busana itu indah dan baik bahan pelengkap/garnitur dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu1. Bahan pelengkap/garnitur yang fungsi utamanya adalah untuk memudahkan menggunakan dan melepas busana seperti kancing, tutup tarik, nylon tape, gesper, Bahan pelengkap/garnitur yang tujuannya untuk memperindah, sehingga menambah nilai atau mutu suatu busana, yaitua. Macam-macam rendab. Macam-macam pita hiasc. Macam-macam bahan lekapand. Macam-macam kancinge. Macam-macam benang Bahan untuk melengkapi dan menghias, yaitu a. Macam-macam rendab. Macam-macam pita hiasc. Macam-macam bahan lekapand. Macam-macam kancinge. Macam-macam benanga. RendaRenda dapat dibuat dengan tangan atau mesin. Bahan terbuat dari kapas, rayon dan nylon. Beberapa macam renda seperti- Renda festonMempunyai dasar tenunan. Ukurannya sempit dan tepinya berbentuk ringgit-ringgit dengan penyelesaian tusuk Renda bordirRenda bordir juga mempunyai dasar tenunan. Ukuran dari sempit sampai lebar, tepinya berbentuk ringgit-ringgit, diselesaikan dengan tusuk balut dan dibagian dalam terdapat motif bunga dan lubang. Lubang ini dibuat dengan cara dietsa. Bahan berasal dari kapas dan kapas digunakan utnuk menghias bahan dari kapas dan nilon digunakan untuk menghias bahan dari nilon. Karena sebagian bahan renda tidak dihias, maka pemasangannya tanpa menggunakan bahan pembantu. Bagian yang tidak dihias dijahit pada pakaian, kemudian dilipat dan umumnya renda nilon dipakai untuk menghias pakaian anak dan wanita, renda dari bahan kapas untuk menghias pakaian dalam seperti celana dalam, petty coat, bebe dalam, camisol. Juga untuk lenan rumah Renda dari kapas dan nylon. Pembuatannya dengan mesin khusus. Terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian yang merupakan dasar yang menyerupai tula. Sifatnya halus, tembus terang, karena dibuat dari dasar yang renggang. Digunakan untuk menghias pakaian anak dan wanita, serta lenan rumah Pita hiasDitenun dengan teknik dilengkang dan songket. Pita hias mempunyai tenunan dasar ini terdapat hiasan tenunan timbul pada permukaan tenunan. Asal bahannya dari kapas, rayon, benang perak atau emas. Motif, warna dan ukuran lebar dapat bermacam-macam. Digunakan untuk menghias pakaian anak, wanita/pria dan lenan rumah tangga. Termasuk pula dalam golongan ini adalah pita biku-biku gigi anjing, pita hias dari rayon dengan tenunan polos dengan warna dan ukuran lebar yang bermacam-macam, serta Bahan lekapanLekapan ditempelkan pada pakaian dengan tusuk hias dijahit dan ditempel pada perekat. Menempel lekapan ini harus sesuai dengan warna pakaian yang dihiasi, juga motif dan tebal tipisnya bahan lekapan yang dipilih harus sesuai. Bahan lekapan dapat juga dari bisban yang dilekatkan dengan tusuk-tusuk KancingBentuk kancing dan warna disesuaikan dengan pakaian yang akan dihiasi. Bentuknya ada yang berkaki dan ada yang tidak berkaki. Yang tidak berkaki mempunyai lubang 2 atau 4, dan memasangnya perlu diberi kaki agar rumah kancing tidak terbuka lebar. Termasuk dalam golongan kancing adalah manik-manik, payet, BenangBenang dapat juga digunakan untuk hiasan, yaitu berupa lekapan benang dan setikan luar. Pilihlah benang sulam yang ukurannya lebih besar untuk lekapan dan benang jahit biasa atau benang jahit yang warnanya berlainan serta ukuran yang lebih besar untuk hiasan yang berupa setikan pelengkap busanacontoh bahan interliningcontoh bahan pelapis liningtujuan menggunakan bahan pelapisfungsi bahan pelapispengertian bahan utama pada busanabahan furing yang bagusjual bahan trikotDengan adanya informasi yang kami sajikan tentang bahan tambahan busana, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang Masalah mesin jahit Benang bawah tak lekat . Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas mesin jahit
Tujuankompetensi keahlian Tata Busana adalah membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam hal-hal berikut : Melakukan pekerjaan sosial dan layanan prima kepada pelanggan. Mengikuti prosedur tempat kerja dan memberikan umpan balik tentang kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja.BAHAN PELENGKAP BUSANA Dalam pembuatan busana kita mengenal unsur dekoratif yaitu unsur yang menambah nilai keindahan dalam suatu produk busana. Selain itu juga ada unsur fungsional yaitu sesuatu yang memiliki fungsi dalam pembuatan maupun pemakaian busana. Tetapi ada beberapi bahan pelengkap busana yang memiliki kedua unsur tersebut. Tidak hanya memiliki nilai fungsi tetapi juga bisa dijadikan untuk menambh nilai seni dari busana. Macam-macam garnitur sebagai unsur dekoratif atau unsur fungsional, ataupun keduanya sebagai berikut Kancing Kancing pada suatu busana dikatakan pelengkap yang mutlak ada untuk memudahkan menggunakan maupun melepas busana. Fungsi kancing ada 2 yaitu kancing yang berfungsii sebagai penutup belahan dan sebagai hiasan pada busana antara lain Tutup Tarik Retsluiting = Belanda, Zipper= Inggris Tutup tarik atau sehelai kain/plastik/polyester yang dilegkapi gigi dan tarikan sehingga dapat dibuka dan ditutup. Fungsinya adalah sebagai penutup belahan dan sebagai hiasan. Gasper Kepala ban pinggang Pemakaian ban pinggang pada busana biasanya dilengkapi dengan gasper, dipasang pada salah satu ujung ban pinggang. Fungsi dari gasper ada dua, yakni sebagai penahan/penguat pemasangan ban pinggang dan sebagaii hiasan busana. Gasper merupakan aksesori busana yang dipergunakan untuk penutup/penguat maupun untuk dekorasi, bisa dipasangkan pada gantungan atau tab lidah pengencang pada ikat pinggang dan lainnya. Kancing-kancing bisa merupakan aksesori baik sebagai hiasan saja atau sebagai kegunaan fungsional atau keduanya. Pita Rekat Nylon Tape = Adhesif Tape = Inggris Pita rekat ini terdiri dari dua bagian, salah satu bagian berupa duri-duri agak kasar, sedangkan bagian lain berserabut. Menutup dengan cara merekat satu sama lain dan menarik bila akan membukanya. Fungsi pita rekat adalah untuk menutup belahan, untuk memasang bantal bahu, dan untuk menguat ban pinggang, dan sebagainya. Jenis pita rekat ada dua, yakni berupa pita yang dapat dibeli meteran sesuai kebutuhan lebar antar 1-3 cm, dan bentuk geometris menyerupai kancing yaitu bulat persegi dan segi tiga. Pemasangannya dengan bantuan jahitan balut dan perekat lem khusus. Elastik Elastik yang merupakan pelengkap pada pembuatan busana yang terbuat dari karet campuran. Fungsi elastik, yaitu untuk memudahkan mengenakan dan menanggalkan suatu busana sebagai hiasan dan memberi bentuk tertentu dan kelonggaran pada busana. Bantalan Bahu Padding Bantalan bahu padding merupakan pelengkap pada pembuatan busana yang terbuat dari busa dan kapas. Bantalan bahu padding berfungsi untuk memberikan/meninggikan bahu agar bentuknya lebih baik. Pemilihan bantalan bahu disesuaikan dengan bentuk bahu orang yang dibuatkan pakaian. Bentuk bahu yang turun curam sebaiknya memilih bantalan bahan yang tebal agar bahu terlihat landai bidang. Sedangkan bahu yang landai dapat memilih bantalan bahu yang tipis. Sebelum dipasangkan pada busana bantalan bahu yang terbuat dari busa harus dibungkus dangan kain tipis bahan furing sewarna dengan bahan busananya. Kom/Mungkum Kom merupakan pelengkap pada pembuatan busana yang terbuat dari busa angin, vielt, dacron. Kom khusus dipasangkan pada bagian dada model busana kom yaitu untuk membentuk payudara yang kurang sempurna agar kelihatan berisi. Balein Balein merupakan pelengkap busana yang terbuat dari logam, plastik dan rotan yang ditipiskan berbentuk batang yang lentur. Fungsi balein yaitu sebagai bahan pengisi untuk membentuk dan menegakkan, sering dipasang pada sekeliling bagian bawah mungkum, di bagian sisi, di bagian kiri kanan dari batas pinggang ke atas dan ke bawah sampai batas panggul. Cara pemasangan balein dapat dijahit atau disisipkan. Payet dan Manik-Manik Pemilihan dan pemasangan payet dan manik-manik dan sejenisnya terbatas pada busana tertentu. Kesan yang ditimbulkan hiasan adalah mewah glamour karena berkilau sehingga sesuai untuk busana pesta jenisnya tentu disesuaikan dengan jenis bahan busana. Payet dapat mudah diperoleh di toko-toko, berupa untaian yang dijual meteran atau ditimbang. Macam-macam bentuk payet, yaitu bulat pipih berlubang, persegi enam pipih berlubang, bentuk bunga, bentuk geometris. Umumnya terbuat dari logam, plastik dan nylon. Manik-manik mulai dari ukuran terkecil sampai yang terbesar diameter antara 2 mm–2 cm terbuat dari plastik, logam, nylon, dan batu-batuan atau permata. Benang Benang sangatlah penting dalam menjahit. Benang yang kita gunakan dalam menjahit juga berpengaruh pada produk busana yang kita buat. Benang yang kita gunakan harus sesuai dengan asal serat bahan yang kita gunakan Ukuran dan pemakaian label benang berbeda-beda untuk setiap benang. Jenis- jenis benang ini antara lain 1 Polyester Benang Polyster 2 Cotton Benang Katun 3 Nylon Benang Nilon 5 Elastic Benang Elastik 6 Stranded Cotton Untaian Benang Katun Sumber Assalamualaikum salam sobat grafis-media. Pertemuan kali ini, saya mau membahas tentang warna. judulnya adalah 20 Macam-macam Warna Coklat beserta Kodenya. diantara beberapa jenis warna coklat ini, pasti ada yang pernah kalian lihat. baik pada warna pakaian, cat maupun warna aksesoris dan lainnya. setiap warna memang memiliki cerita unik dan filosofi tersendiri.
100% found this document useful 2 votes2K views24 pagesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 2 votes2K views24 pagesPaket Modul Pelengkap BusanaJump to Page You are on page 1of 24 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 8 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 12 to 22 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Bahan pelengkap dan utam busana macam-macam bahan baku busana bahan utama dan bahan pelengkap/tambahanbahan pelapis dan garnitur Kancing mempunyai model dan ukuran yang bervariasi. Selain berfungsi sebagai penutup belahan, kancing juga bisa dipakai sebagai hiasan atau asessoris. Dalam memilih kancing hendaknya disesuaikan dengan pakaian atau busana yang kita buat. dan Renda -Pita Pita sebagai bahan pelengkap busana tersedia dalam berbagai warna dan ukuran juga terbuat dari beberapa jenis bahan. Contohnya pita organdi terbuat dari bahan organdi, pita satin terbuat dari bahan satin. Ukuran pita sangat bervariasi dari 0,5 cm sampai 3cm, warnanya juga sangat beraneka ragam. Selain bahan polos, pita juga banyak yang terbuat dari bahan yang bermotif atau disebut dengan pita busana anak pita umumnya dibuat bunga sebagai aksesoris atau untuk ikat pinggang. Sedangkan pada busana wanita dewasa atau busana remaja pita digunakan sebagai bahan sulaman yang disebut dengan teknik sulaman pita. -Renda Renda tersedia dalam beraneka bahan dan model. Renda yang berasal dari bahan katun digunakan untuk menghias busana dari bahan katun pula. Berikut contoh blus muslim berhias renda yang terbuat dari bahan sintetis seperti renda organdi lebih sesuai digunakan untuk busna yang berbahan sintetis juga sehingga terlihat kesatuannya dengan bahan pakaian. Selain itu benang yang digunakan hendaklah disesuaikan dengan serat bahan, ketebalan bahan serta jenis setikan yang diinginkan. Benang yang digunakan sebaiknya mempunyai asal serat yang sama dengan bahan yang akan dijahit. Misalnya benang dari serat alam hendaklah digunakan untuk menjahit bahan yang dari serat alam pula, begitu juga dengan benang dari serat sintetis digunakan untuk menjahit bahan dari serat sintetispula. Postingan populer dari blog ini Pola sistem meyneke Pola Dasar Badan Sistem Meyneke Keterangan Bagian Depan A - B = 1/4 L. Badan + 1 cm. A-D = P. Muka D - E = 1/6 L. Leher + 2,5 cm E - F = 1/6 L. Leher + 1 cm, datar teruskan ke G G - H = 1/3 P. Bahu, tarik garis datar sebagai pertolongan 17 F - L = P. Bahu, dan L harus jatuh pada garis datar pertolongan. Tara garis F-L terus ke sisi, dapat titik L' L' - L" = Ukur 1/2 P. Bahu + 1 cm Sedangkan F - K diukur 1/2 P Bahu -1 cm. D - D' = 4 atau 5 cm D' - D" = 1/2 L. Muka, melampaui jarak lipit kup B - B' = P. Sisi A - A' = 1/10 L. Pinggang M-M' = 1/4 L. Pinggang + 1 cm dikurang A-A'. Garis lipit bahu disamakan dengan titik K dinaikkan 0,5 cm. Lubang lengan di sisi, dapat diturunkan untuk diperbesar 2 atau 3 cm Bagian Belakang B - C = 1/4 L. Badan -1 cm C - N = P. Punggung N - N' = 1/6 L. leher + 1 cm N' - 0 = 1 cm G '- H' = 1/3 P. Bahu O - P = Panjang Bahu + 1 cm boleh tidak pakai lipit di Pola so-en Sistem pola so-en Skala 1/4 Pola metode Soen yaitu menggambar atau membuat gambar pola baju berdasarkan cara dari Bunka Fashion College dan sistem Dressmaking dari sekolah Dressmaker Jogakuin sekarang Dressmaker Gakuin. Sekolah menjahit baju Barat untuk anak dan wanita yang didirikan IsaburĹŤ Namiki pada 1919 dan seiring perkembangan Bunka Fashion Collage membuat majalah So-En yang memuat pola pakaian kreasi desainer lulusan Bunka Fashion College. So-En majalah pertama kali terbit pada 1936, sampai 2005, So-En terbit sebagai majalah yang memuat cara membuat pola dan menjahit pakaian. Setelah itu, So-En berlanjut sebagai majalah industri busnalkDXm.